Selasa, 29 April 2014

cinta itu mudah saja


Berapa lama kita saling mengenal ?

Satu hari saja, saat aku menjadi bulanan mu diacara yang bahkan tak ingin ku ingat.
Berapa banyak waktu yang kuperlukan hanya untuk mengetahui namamu?
Sehari saja, karena kau yang membuat dan memaksaku mengetahui namamu.
Berapa kata yang kau ucap untukku?
Seribu katakah? No way, kau terlalu sibuk dengan buku didepan matamu.
Pernahkah kau ulaskan sebuah senyum untukku?
Entahlah, memandang mu saja aku tak kuasa, bagaimana aku akan menekuni ciptaan Tuhan seperti kau?
        Betapa lancangnya aku, berani menaruh rasa pada seseorang yang bahkan mengetahui namaku saja -mungkin- tidak. Hah, pandangan itu menyesesatkan!
       Sehari saja, saat ku tahu seseorang berdiri disana, diantara para pria berkemeja hitam, tertawa jengah saat matahari menyapu wajahnya. Siapa ia? Manis sekali. Hey! Hari ini  bulan ramadhan! Oh ya? Come on! Tidak akan lama kok, sejenak saja, sekedar melihat. Tapi setan kali ini memenangkan pertarungan, pandangan itu tak berhenti melebar, hingga detik ini. Kurang ajar!
       Lalu ia mendekatiku (?),tepatnya kami-aku dan teman teman yang belum tamat sejam kutahu nama mereka-,  tersenyum lebar dan mengenalkan namanya, di mana ia bernaung, ditingkat berapa ia menuntut ilmu. Dari aksennya, aku tahu dia orang Jawa, yang tak mau diakui kejawaannya. Peduli amat, yang ku ingat, senyumnya, suaranya, dan tawanya seakan kabur dari panca indraku, menyisakan rasa aneh yang masih terselip dirongga dekat jantungku.
       Tak dapat kukatakan aku mencintainya, betapapun aku mengetahui nama indahnya, hobi, dan banyak kepingan indah dari hidupnya. Aku hanya dapat memastikan aku menyukainya, menyukai setiap langkah misi hidupnya, menyukai kegilaannya terhadap sastra. Haha, bodohnya, aku menikmati semua itu, walau terkadang harus rela merasa terabaikan atas setiap senyumnya. Dia tak mengenalku, aku memakluminya. Aku bukan perempuan yang mudah berkenalan dengan orang yang aku suka, terlalu GR dengan anggapan ia tahu aku mengaguminya. Hah, freak ! jadi ku nikmati saja indahnya mengagumi diam-diam. Asyik kok..
     Ku biarkan saja rasa aneh itu berkembang, seiring dengan aktifitasmu yang semakin sibuk saja. Semakin hebat kau mengguncang imanku, menyandera jiwa dan hatiku. Tuhan ampuni ia.
     Sekarang bulan apa? Berapa lama Tuhan beri waktu untukku mengenalmu? Aku terlalu egois untuk mengakui bahwa Tuhan berikan jalan agar kau juga mengenalku. Tak apa, begini saja cukup membuatku mabuk kepayang. Huhh!
     Hingga detik ini, saat jemari tanganku mengetikkan kisah hidup lucu ini. Aku mulai mencoba melepasmu, melepas senyum dan ragamu.  Sekarang saatnya kau kepakkan sayap yang selama ini kau rakit dengan keigigihan, kerajinan, dan kau poles dengan taqwa. Terbanglah tinggi, peluk cinta dan asa mu.
     Semoga kau temukan kebahagiaan disana, di kampung tempat kau dibesarkan..
     Semangat.. Ma’annajah mas.. :’)

                                                                                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar